Ayam kampung dengan produk NASA panen umur 50 hari dengan berat rata-rata 0,8 - 1 kg

Senin, 27 Februari 2012

ALAT KESEHATAN REPRODUKSI WANITA





Foto Kesaksian Produk NASA di sektor pertanian

Jumat, 24 Februari 2012

BUDIDAYA IKAN BAWAL AIR TAWAR


BUDIDAYA IKAN BAWAL AIR TAWAR 
I. Bawal, Peluang dan Tantangan
Ikan bawal (Colossoma macropomum) termasuk salah satu komoditas perikanan darat yang cukup digemari masyarakat karena ikan bawal memiliki daging yang tebal dengan rasa yang lezat dan tulangnya sedikit. Ada dua macam bawal yang dikenal masyarakat yakni bawal laut dan bawal air tawar. Memiliki kemiripan bentuk seperti badan yang pipih, bulat dan warna kulit perak keabu-abuan, ekor bercagak, dan bersisik halus membuat masyarakat menyebutnya sebagai ikan yang sama, yakni ikan bawal. Padahal kedua ikan ini merupakan jenis ikan yang berbeda.
Ikan bawal  air tawar berasal dari sungai Amazon Brazil yang telah diintroduksi ke Indonesia tahun 1980 oleh importir ikan hias sebagai salah satu komoditas perikanan yang bernilai ekonomis cukup tinggi. Pada awalnya ikan bawal diperdagangkan sebagai ikan hias, namun dalam perkembangannya oleh masyarakat dipelihara sebagai ikan konsumsi karena pertumbuhannya cepat dan dapat mencapai ukuran besar, nafsu makan tinggi serta termasuk pemakan segalanya (omnivora) yang cenderung memakan dedaunan dan memiliki ketahanan yang tinggi terhadap kondisi limnologis yang kurang baik. Walaupun ketenaran ikan bawal belum dapat disejajarkan dengan komoditas perikanan lainnya, namun permintaan konsumen setiap tahunnya terus meningkat, baik untuk konsumsi dalam negeri maupun ekspor. Maka tak heran, bila dimasa yang akan datang akan menjadi komoditas perikanan darat unggulan seperti jenis-jenis ikan lainnya. Peningkatan sistem budidaya juga harus diikuti dengan penggunaan teknologi baru. PT. NATURAL NUSANTARA memberikan teknologi yang diperlukan dengan prinsip K-3 (Kuantitas, Kualitas dan Kesehatan).

II. Persiapan Kolam
Kolam budidaya ikan bawal dipersiapkan seperti halnya persiapan kolam ikan air tawar lainnya. Persiapan kolam dimaksudkan untuk menumbuhkan makanan alami dalam jumlah yang cukup dan membuat nyaman untuk pertumbuhan ikan.
1.  Mula-mula kolam dikeringkan sehingga tanah dasarnya benar-benar kering. Tujuan pengeringan tanah dasar antara lain :
a)  Membasmi ikan-ikan liar yang bersifat predator atau kompetitor (penyaing makanan).
b)  Mengurangi senyawa-senyawa asam sulfida (H2S) dan senyawa beracun lainnya yang terbentuk selama kolam terendam.
c)   Memungkinkan terjadinya pertukaran udara (aerasi) di dasar kolam, dalam proses ini gas-gas oksigen (02) mengisi celah-celah dan pori-pori tanah.
2.  Sambil menunggu tanah dasar kolam kering, pematang kolam diperbaiki dan diperkuat untuk menutup kebocoran-kebocoran yang ada.
3.  Setelah dasar kolam benar-benar kering dasar kolam perlu dikapur dengan kapur tohor maupun dolomit dengan dosis 25 kg per 100 m2. Hal ini untuk meningkatkan pH tanah, juga dapat untuk membunuh hama maupun patogen yang masih tahan terhadap proses pengeringan.

4.  Kolam pembesaran tidak mutlak harus dipupuk. Ini dikarenakan makanan ikan bawal sebagian besar diperoleh dari makanan tambahan atau buatan. Tapi bila dipupuk dapat menggunakan pupuk kandang 25 - 50 kg/100 m2 dan TSP 3 kg/100 m2. Pupuk kandang yang digunakan harus benar-benar yang sudah matang, agar tidak menjadi racun bagi ikan.

5.  Setelah pekerjaan pemupukan selesai, kolam diisi air setinggi 2-3 cm dan dibiarkan selama 2-3 hari, kemudian air kolam ditambah sedikit demi sedikit sampai kedalaman awal 40-60 cm dan terus diatur sampai ketinggian 80-120 cm tergantung kepadatan ikan. Jika warna air sudah hijau terang, baru benih ikan ditebar (biasanya 7-10 hari setelah pemupukan). Pemupukan yang tepat adalah dengan pupuk TON (TAMBAK ORGANIK NUSANTARA) yang mengandung berbagai unsur mineral penting untuk pertumbuhan plankton, diantaranya N,P,K,Mg, Ca, Mg, S, Cl dan lain-lain, juga dilengkapi dengan asam humat dan vulvat yang mempu memperbaiki tekstur dan meningkatkan kesuburan tanah dasar kolam dengan dosis 5 botol TON/ha atau 25 gr (2 sendok makan)/100 m2 pada tiap pemasukan air.
                                   
III. Pemilihan dan Penebaran Benih
Pemilihan benih mutlak penting, karena hanya dengan benih yang baik ikan akan hidup dan tumbuh dengan baik. Adapun ciri-ciri benih yang baik antara lain sehat, anggota tubuh lengkap, aktif bergerak, ukurannya seragam, tidak cacat, tidak membawa penyakit, dan bibit jenis unggul.
Cara penebaran benih ikan bawal yang baik yaitu sebelum benih ditebar perlu diadaptasikan, dengan tujuan agar benih ikan tidak dalam kondisi stress saat berada dalam kolam. Cara adaptasi : ikan yang masih terbungkus dalam plastik yang masih tertutup rapat dimasukan kedalam kolam, biarkan sampai dinding plastik mengembun. Ini tandanya air kolam dan air dalam plastik sudah sama suhunya, setelah itu dibuka plastiknya dan air dalam kolam masukkan sedikit demi sedikit kedalam plastik tempat benih sampai benih terlihat dalam kondisi baik. Selanjutnya benih ditebar dalam kolam secara perlahan-lahan.
Secara umum ikan bawal lebih bagus dibudidaya dengan debit air yang cukup deras, sehingga kolam di tepian laut atau membuat kolam air deras dari aliran air sungai sangat bagus untuk mempercepat pertumbuhan. Meskipun demikian, bawal bisa saja dibudidaya di kolam air tenang, hanya saja pertumbuhannya kurang bagus.
Pembesaran ikan bawal merupakan salah satu bagian budidaya ikan air tawar yang sangat berpengaruh terhadap nilai jual produk ikan di pasaran. Tingkat kelangsungan hidup ikan bawal air tawar cukup tinggi, sekitar 90%. Bahkan, ikan bawal ini mampu bertahan hidup dalam kolam yang tingkat kepadatannya tinggi. Makannya pun tidak rewel sebab hewan berjenis omnivora ini memiliki nafsu makan yang sangat besar. Kualitas dan kuantitas pakan sangat penting dalam budidaya ikan, karena hanya dengan pakan yang baik ikan dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan yang kita inginkan. Kualitas pakan yang baik adalah pakan yang mempunyai gizi yang seimbang baik protein, karbohidrat maupun lemak serta vitamin dan mineral. Karena ikan bawal bersifat omnivora maka makanan yang diberikan bisa berupa daun-daunan maupun berupa pellet. Pakan diberikan 3-5 % berat badan (perkiraan jumlah total berat ikan yang dipelihara). Pemberian pakan dapat ditebar secara langsung. Pemberian pakan dengan menyebarkan secara merata pada seluruh areal kolam, agar seluruh ikan bawal dapat pakan. Penambahan NASA pada pakan buatan merupakan pilihan yang tepat untuk meningkatkan pertumbuhan dan ketahanan tubuh bandeng. NASA mengandung mineral-mineral penting, protein, lemak dan vitamin akan menambah kandungan nutrisi pakan. Dosis pencampuran NASA dengan pakan buatan adalah 2 - 5 cc/kg pakan dengan cara :
1.    Timbang pakan sesuai dengan kebutuhan ikan bawal.
2.    Basahi pakan dengan sedikit air agar pencampuran dengan NASA dapat merata.
3.    Campurkan NASA sesuai jumlah pakan yang diberikan dengan dosis 2 - 5 cc/kg pakan.
4.    Pakan siap untuk diberikan.
Ikan bawal juga memiliki daya cerna makanan yang baik. Selain bisa diberi pakan alami, bawal bisa diberikan pakan buatan dengan kandungan protein rendah sekitar 20% yang harganya lebih murah. Perbandingan kebutuhan pakan hingga panen,  dari 1 kg pakan yang diberikan dapat menghasilkan daging bawal sebanyak 0,7-0,8 kg (FCR = 0,7 - 0,8). Ini menunjukkan pemberian pakan buatan budidaya bawal sangat efektif dan cukup efisien sehingga sangat menguntungkan secara ekonomis.
Untuk mengatasi penurunan kualitas air kolam pemeliharaan ikan bawal dapat dilakukan pemberian TON dengan dosis 5 botol/ha atau 25 gr (2 sendok makan)/100 m2. TON merupakan pruduk NASA mengandung unsur mineral dan asam-asam organik penting yang mampu menetralkan berbagai gas berbahaya hasil pembusukan kotoran dalam kolam dan unsur mineral akan menyuburkan plankton sebagai pakan alami.
 Hasil usaha pembesaran ikan  bawal dapat dilakukan panen setelah ikan bawal dipelihara 4-6 bulan atau telah mencapai ukuran sekitar 500 gram/ekor dengan kepadatan tebar bibit 4 ekor/m2. Biasanya alat yang
digunakan panen berupa waring bemata lebar. Ikan bawal hasil pemanenan sebaiknya ditempatkan di penampungan yang besar ukurannya dan diletakkan di perairan  yang airnya selalu mengalir sehingga ikan tidak mati dan rusak sebelum dilakukan pengankutan dari kolam.
IV. Penyakit
            Penyakit yang pernah ditemukan pada ikan bawal air tawar dapat disebabkan oleh:
1)  Parasit/virus
Penyakit white spot (bintik putih) atau “Ich",  karena virus yang sering datang saat musim hujan yang dapat ditangani dengan memberikan garam dalam kolam atau disebabkan suhu air kolam pemeliharaan dingin, cara mengatasinya yaitu dengan menaikkan suhu sampai kurang lebih 29 oC dengan cara penurunan tinggi air kolam dan pemberian formalin 25 ppm di air kolam pemeliharaannya.
2)  Bakteri
     Streptococus sp. dan Kurthia sp. cara mengatasinya yaitu dengan menggunakan antibiotik tetrasiklin dengan dosis 10 ppm.
3)  Kapang (Jamur)
     Jamur ini merupakan akibat dari adanya luka yang disebabkan penanganan (handling) yang kurang hati-hati. Cara mengatasinya dengan menggunakan Kalium Permanganat (PK) dengan dosis 2-3 ppm.




Disarikan:


Kamis, 23 Februari 2012

BUKU PINTAR PETERNAKAN NASA

 
BUKU PINTAR PETERNAKAN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN BUDIDAYA TERNAK :
  1. Bibit yang baik
  2. Pakan yang lengkap (kandungan dan jumlahnya)
  3. Kandang yang kuat, bersih, dan nyaman bagi ternak
  4. Tata cara pemeliharaan
  5. Pencegahan dan pengendalian penyakit  

  1. Ayam Pedaging
·         Produk yang digunakan : Viterna, POC NASA, Hormonik
·         Kandungan Viterna, POC NASA, Hormonik : Protein, mineral, vitamin yang berasal dari bahan-bahan organik/alami, bukan kimia/sintetik.
·         Cara pemakaian : 3 produk tersebut dicampur menjadi 1 larutan terbih dahulu
·         Dosis : 1 tutup botol campuran 3 produk NASA tersebut per 10 liter air minum per hari.
·         Waktu pemberian : Pagi atau sore hari
·         Keunggulan Produk NASA pada ayam pedaging :
Ø  Berasal dari bahan alami/organik, bukan dari bahan-bahan kimia atau sintetik
Ø  Mampu menggantikan pemberian vitamin dan mineral kimia/sintetik
Ø  Meningkatkan nafsu makan
Ø  Mengurangi kestresan pada ayam, baik pada saat masuk kandang pertama kali, setelah ayam divaksinasi atau saat ayam dalam proses pengobatan
Ø  Mempercepat waktu panen, rata-rata pada umur 34-35 hari sudah mencapai 1,9 – 2 kg per ekor.
Ø  FCR rata-rata : 1,5 – 1,6
Ø  Angka kematian : 3 – 5%
Ø  Mengurangi bau kotoran
Ø  Meningkatkan kesehatan ayam


  1. Ayam Petelur dan Burung Puyuh
  • Produk yang digunakan : Viterna, POC NASA
  • Kandungan Viterna, POC NASA : Protein, mineral, vitamin yang berasal dari bahan-bahan organik/alami, bukan kimia/sintetik.
  • Cara pemakaian : 2 produk tersebut dicampur menjadi 1 larutan terbih dahulu
  • Dosis :  1  tutup botol campuran 2 produk NASA tersebut per 10 liter air minum,  diberikan 3 hari sekali.
  • Waktu pemberian : Pagi atau sore hari
  • Keunggulan Produk NASA pada ayam petelur atau burung puyuh :
Ø  Berasal dari bahan alami/organik, bukan dari bahan-bahan kimia atau sintetik
Ø  Mampu menggantikan pemberian vitamin dan mineral kimia/sintetik
Ø  Meningkatkan nafsu makan
Ø  Mengurangi kestresan pada ayam, baik pada saat masuk kandang pertama kali, setelah ayam divaksinasi atau saat ayam dalam proses pengobatan
Ø  Mengurangi bau kotoran
Ø  Meningkatkan kesehatan ayam
Ø  Mempercepat waktu pertama bertelur. Pada burung puyuh, umur 30 hari sudah mulai bertelur. Pada Ayam petelur, rata-rata umur 4 – 5 bulan sudah mulai bertelur
Ø  Angka kematian : 3 – 5%
Ø  Cangkang telur lebih kuat




  1. Bebek Pedaging
  • Produk yang digunakan : Viterna, POC NASA, Hormonik
  • Kandungan Viterna, POC NASA, Hormonik : Protein, mineral, vitamin yang berasal dari bahan-bahan organik/alami, bukan kimia/sintetik.
  • Cara pemakaian : 3 produk tersebut dicampur menjadi 1 larutan terbih dahulu
  • Dosis : 1 tutup botol campuran 3 produk NASA tersebut, dicampur pada pakan basah/komboran sebanyak 10 - 15 kg
  • Waktu pemberian : Pagi dan sore hari
  • Keunggulan Produk NASA pada bebek pedaging :
Ø  Berasal dari bahan alami/organik, bukan dari bahan-bahan kimia atau sintetik
Ø  Mampu menggantikan pemberian vitamin dan mineral kimia/sintetik
Ø  Meningkatkan nafsu makan
Ø  Mengurangi kestresan pada bebek, baik pada saat masuk kandang pertama kali, setelah bebek divaksinasi atau saat bebek dalam proses pengobatan
Ø  Mempercepat waktu panen bebek, rata-rata pada umur 42 hari sudah mencapai 1,3 kg per ekor.
Ø  Angka kematian : 24%
Ø  Mengurangi bau kotoran
Ø  Meningkatkan kesehatan bebek



  1. Bebek Petelur
  • Produk yang digunakan : Viterna, POC NASA
  • Kandungan Viterna, POC NASA : Protein, mineral, vitamin yang berasal dari bahan-bahan organik/alami, bukan kimia/sintetik.
  • Cara pemakaian : 2 produk tersebut dicampur menjadi 1 larutan terbih dahulu
  • Dosis : 1 tutup botol campuran 3 produk NASA tersebut tersebut, dicampur pada pakan basah/komboran sebanyak 10 - 15 kg
  • Waktu pemberian : Diberi 3 hari sekali. Pagi atau sore hari
  • Keunggulan Produk NASA pada bebek petelur :

Petunjuk TeknisBudidaya Kaliki (Ricinus communis L)


Petunjuk TeknisBudidaya Kaliki (Ricinus communis L) 
A.   Alat dan Bahan
Bahan yang diperlukan berupa benih Kaliki unggul (misal varietas Asembagus-81), pupuk, fungisida, insektisida, kantong Biji, karung plastik. Alat yang digunakan antara lain alat teknis budidaya tanaman, untuk panen dan pasca panen di butuhkan gunting, keranjang bambu, tempat pengering, dan penggudangan.

B.   Metode
1.    Lokasi Lahan
Kondisi lokasi yang baik untuk tanaman Kaliki (Ricinus communis L) adalah daerah dengan Agroklimat kering, yaitu curah hujan yang rendah, antara 300-700 mm/tahun. Curah hujan yang sedikit diperlukan saat tanam sampai dua bulan kemudian. Curah hujan yang banyak tidak dikehendaki karena akar tanaman tidak tahan genangan. Hujan yang terjadi pada saat mekarnya bunga juga tidak dikehendaki oleh tanaman. Karena akan mengganggu proses penyerbukan sehingga pembuahan juga akan terganggu. Lahan yang sesuai untuk tanaman kaliki yaitu dengan kondisi tanah ringan, yaitu tanah lempung berpasir yang subur dan cukup mengandung bahan organik tanah, tidak ternaungi, dan memiliki drainase dan aerasi yang baik.
2.    Benih
Benih yang digunakan untuk produksi sebisa mungkin mempergunakan benih unggul yang bersertifikat resmi.
3.    Persemaian Benih
Persemaian benih diperlukan sebelum proses penanaman untuk mengurangi resiko persen tumbuh yang rendah dan meningkatkan keseragaman tanaman, selain itu perlakuan benih dengan persemaian juga mengurangi kegagalan tumbuh akibat serangan hama penyakit perkecambahan. Sebelum disemaikan, terlebih dulu benih dijemur 1 – 3 hari (tergantung cuaca), kemudian direndam selama 12 jam, baru disemaikan dalam polibag/plastik.
4.    Persiapan lahan
Persiapan lahan sebaiknya dimulai pada awal musim hujan agar pengolahan tanah lebih mudah, dilakukan bersamaan dengan kegiatan persemaian. Adapun tahap persipan lahan antara lain:
a.    Pembersihan lahan dari gulma dan tanaman tinggal.
b.    Pembuatan lubang tanam dan lubang pupuk dasar.
Pembuatan lubang tanam berdiameter sekitar 10 cm, dan lubang untuk pupuk dasar dengan jarak diantara keduanya kurang lebih 10 sampai 15cm.
c.    Pemasangan ajir.
Pemasangan ajir bertujuan sebagai tanda lubang tanam dan tanda lokasi tanaman.
5.    Penanaman
Waktu tanam sebaiknya dilakukan pada awal musim penghujan agar pada saat memasuki musim kemarau tanaman sudah memiliki ketahanan yang cukup terhadap cekaman kekeringan. Untuk tujuan produksi, pola tanam yang sebaiknya digunakan adalah pola tumpangsari atau dengan menjadikan Kaliki (Ricinus communis L) sebagai tanaman sela disamping tanaman pokok dengan jarak tanam 4m x 2 m tergantung dengan tingkat kesuburan tanah. Dasar pertimbangan dalam menetapkan jarak tanam adalah pada fase pertumbuhan optimal kanopi tanaman tidak saling menutupi (over laping).
Penanaman sebaiknya dilakukan ketika semai sudah berumur 14-21 hari atau sudah siap tanam, semai langsung di masukkan kedalam lubang tanam yang telah disiapkan dengan mengeluarkannya dari polybag kemudian disiram air kurang lebih 200 ml jika sebelumnya curah hujan belum stabil. Dengan jarak tanam 4m x 2m semai yang dibutuhkan kurang lebih 1.250 semai per Ha.
6.    Pemeliharaan tanaman
a.    Penyulaman
Penyulaman dilakukan 10 hari setelah penanaman, penyulaman dilakukan dengan menggunakan semai yang telah dipersiapkan.
b.    Penyiangan
Penyiangan dilakukan dilakukan pada umur tanaman 4 minggu dan 6-8 minggu tergantung dari kondisi gulma di lapangan.
c.    Pembumbunan
Setelah selesai penyiangan yang kedua langsung di lakukan pembumbunan agar tanaman tumbuh lebih kuat/kokoh.
7.    Pemupukan
Pemupukan pada Kaliki (Ricinus communis L) sangat penting agar produktifitas dan mutu Biji yang dihasilkan bisa maksimal. Jenis dan dosis pupuk yang dibutuhkan dalam satu hektarnya tergantung pada tingkat kesuburan tanah, makin subur tanah maka dosis pupuk makin rendah begitu juga sebaliknya semakin kurus tanah maka dosisi pupuknya lebih tinggi. Pemupukan sebaiknya di lakukan pada kondisi tanah yang lembab/basah agar proses penyerapan oleh tanaman lebih cepat. Dalam kondisi umum tanah, maka dosis pupuk yang dibutuhkan adalah:
No.
TAHAP
PEMUPUKAN
JUMLAH
TAN/Ha
DOSIS PER HEKTAR (Kg)
UREA
PHONSKA
SUPERNASA
GRANUL
POC NASA
1
DASAR (-5 HST)
1.250
10 Kg
8 Kg
20 Kg
 -
2
2 MST
10 Kg
8 Kg
10 Kg
 -
3
6 MST
 -
10 Kg
 -
2 Liter
4
10 MST
 -
10 Kg
 -
2 Liter
5
14 MST
 -
14 Kg
 -
2 Liter
TOTAL
20 Kg
50 Kg
30 Kg
6 Liter
Catatan :
a.    MST = Minggu Setelah Tanam
b.    -5 HST = 5 Hari Sebelum Tanam
c.    Pemberian Phonska pd 14 MST dilakukan apabila kondisi tanaman dinilai tidak/kurang sehat.
d.    Pemberian POC NASA dapat dengan diencerkan dan dicampur dengan pupuk Phonska.

8.    Pengairan
Pengairan pertama dilakukan pada tanaman pada tiga hari pertama 250 ml/tanaman/hari jika tidak terjadi hujan sebelumnya. Pengairan kedua diberikan pada saat tanaman memasuki fase pembuahan apabila tidak terjadi hujan/kekurangan air 1 sampai 2 ember (5 liter) per tanaman.
9.    Panen
a.    Umur Panen
Proses panen Kaliki (Ricinus communis L) dapat dimulai kurang lebih pada umur 3,5 bulan setelah tanam yaitu setelah terdapat 2-4 tandan siap panen atau 50% dalam satu tandan telah kering (panen per tandan).
b.    Buah Siap Panen
Saat panen yang tepat dilakukan apabila buah sudah masak fisiologis dengan tanda kulit buah sudah mulai mengering. Panen yang dilakukan terlalu awal ataupun terlambat akan menurunkan mutu Biji. Tingkat kemasakan buah dalam satu tandan (tros) tidak sama oleh karena itu panen dilakukan per tandan dengan syarat 50% buah pada tandan sudah tua/mengering.
c.    Pemetikan
Pemanenan diawali dari memetik tandan buah dengan cara memotong pangkal tangkai buah yang telah menunjukan buah tua 50% dari keseluruhan buah pada tandan tersebut. 
10. Pasca panen
a.    Penjemuran
Tandan buah yang telah dipetik langsung dijemur. Pada cuaca panas dan kering maka kulit buah akan pecah sendiri (kepyar), apabila ada yang tidak bisa pecah sendiri dipecah secara manual pelan-pelan agar tidak merusak Biji.
b.    Di blower/di tampi
Selanjutnya Biji diblower/di tampi untuk menghilangkan kotoran dan bekas pengelupasan kulit.
c.    Sortasi
Biji yang sudah bersih/sudah di blower di sortasi untuk memisahkan biji yang berkualitas. Biji yang sudah disortasi dijemur lagi kurang lebih satu hari sampai kadar air mencapai kurang lebih 6%.
d.    Packing
Biji yang sudah dalam keadan Kering Panen (kadar air <6%) di kemas rapat dalam karung. Biji yang sudah dikemas dalam karung dapat angsung dikirim atau disimpan dalam gudang atau tempat yang tidak bersentuhan dengan tanah.
11. Pangkas Vegetatif
Memasuki minggu kedua musim hujan pada tahun kedua, sekitar bulan ke-13 setelah tanam, dilakukan pemangkasan berat pada tanaman. Batang utama atau Cabang Primer dipangkas setinggi 1 meter dari atas tanah, tujuannya untuk memacu pertumbuhan vegetatif tanaman lebih optimal, sehingga ketika memasuki masa generatif kedua (3 bulan setelah musim hujan) diharapkan tanaman mempunyai fisik yang kokoh dan sehat sehingga mampu berbuah maksimal.
Pemangkasan ini dilakukan kembali di tahun ketiga ketika memasuki minggu kedua musim hujan, dengan ketinggian pangkas sekitar 1,5 meter di atas tanah.

12. Pengendalian Hama Penyakit
Tanaman Kaliki (Ricinus communis L) sejak dari tanam sampai panen sering mengalami gangguan hama baik yang menyerang akar, batang, bunga, dan buah antara lain:
a.    Perusak Kecambah
Hama perusak kecambah menyerang tanaman pada umur kurang lebih satu bulan. Hama tersebut adalah ulat tanah antara lain: Agrotis ipsilon HUFN, Agrotis replete WKL, Holotrichia helleri BRSK, Hypomeces squamocus HERGST. Pengendalian untuk ulat tanah dilakukan dengan pemberian Furadan 3G dengan dosis 20-40 kg/Ha ditugalkan pada sisi tanaman pada saat bersamaan tanam, selain itu juga dapat dilakukan pencegahan dengan cara pengaturan waktu tanam yang tepat yaitu pada awal musim hujan.  
b.    Penggerek Batang
Hama penggerek batang pada umumnya menyerang tanaman pada umur lebih dari enam bulan. Beberapa hama penggerek batang antara lain: Xyleutes capensis WKL, Sphenoptera arabica L&D, dan Spenoptera ardens KLUG. Pengendalian hama penggerek batang ini dapat dilakukan dengan insektisida sistemik dan sanitasi yang baik dengan membakar batang Kaliki (Ricinus communis L) yang telah rebah/mati terkena serangan dan batang Kaliki (Ricinus communis L) setelah panen.
c.    Penggerek Daun dan Pucuk
Hama penggerek daun dan pucuk yang sangat merugikan adalah Achaea janata dan Spodoptera litura sp. Pengendalian hama penggerek daun dan pucuk ini dapat di lakukan dengan menggunakan insektisida nabati yaitu Organeem 5 cc/lt disemprotkan awal terjadi serangan (larva stadium 1) sebanyak tiga kali berturut-turut dengan interval 5 hari sekali. Apabila tidak terkendali terpaksa menggunakan insektisida kimia yaitu menggunakan jenis insektisida racun kontak yang paling murah dipasaran dengan dosis sesuai anjuran.




ANALISA BIAYA SARANA PRODUKSI
BUDIDAYA KALIKI DENGAN TEKNOLOGI NASA DAN BENIH KALIKI
Asembagus-81 PADA SKALA 1 Ha pada Tahun ke-1






Luas Areal : 10.000 m2
1
Ha

Jarak Tanam : 4 x 2 m
1.250
Tan/Ha

Lokasi : JAWA









Ilustrasi Perbandingan Penggunaan Sarana Produksi






I. PENGELUARAN SARANA PRODUKSI (Dengan Teknologi NASA) - 1 Ha
No.
Komponen Biaya
Satuan
Unit
Harga Satuan
Total
1
BENIH  Asembagus-81
kg
2
30.000
60.000
2
UREA
Kg
20
4.500
90.000
3
PHONSKA
kg
50
2.400
120.000
4
SUPERNASA GRANULE
Kg
30
19.000
570.000
5
POC NASA
Liter
6
58.000
348.000
TOTAL BIAYA
1.188.000






II. TARGET PRODUKSI
Potensi produksi dengan teknologi NASA :
Total Target Produksi KALIKI kering Panen
2.500
kg
HPP Sarana Produksi
Rp 885,-
/kg








III. PENJUALAN
Asumsi Harga Jual KALIKI Kering Panen
Rp 2.000,-
/kg
Target Pendapatan KKP (1 Ha)
Rp 5.000.000,-

Keuntungan Tahun ke-1
Rp 3.812.000,-